Sugeng Rawuh ing Blognya Kangmas Muhammad Ali Ridlo
Subscribe:

Ads 468x60px

Senin, 11 Oktober 2010


Terima Kasih Guru

Sayup rindu akan bertandang ke hatiku
Bergema dengan nyanyian-nyanyian kalbu
Suara serentak ingin bertemu sang pengajarku
Yang tak henti merasukkan ilmu
Perlahan ku berjalan menapaki alur panjang
mengikuti jejak langkah kaki yang bermula bimbang
Tanpa sentuhan tanganmu takkan kutemukan
Akan tujuan dan arti kehidupan
Terima kasih wahai guruku
Yang tak pernah henti meneteskan ilmu
Segala waktu kau korbankan untukku
Tapi balas dariku takpernah tertuju
Wahai guruku tercinta
Sertakan restumu untuk mengejar cita
Engkaulah guruku selamanya
Dan untuk selamanya
                                                                                                                        Jepara, 21 Mei 2008
                                                                                                                        M.A.Ridlo

Kita Yang Menjawab

Malam yang begitu cepat berujung memaksaku untuk cepat membuka mata
Mengambil setangkup air untuk ku lemparkan ke muka
Api mulai menyala dalam hati karena wajah yang telah tersirat toya
Dan tangan yang menggeremat perlahan menelanjangi seluruh tubuh
Yang masih terbungkus oleh rangkaian pintalan benang redup
Mengganti dengan rangkaian pintalan benang yang terang penuh cahaya
Bermulai dari hati yang terbakar oleh api
Dan tubuh yang terbalut oleh cahaya
Aku berlari meninggalkan kebekuan, dan menuju cahaya yang lebih terang
Disaksikan rumput-rumput liar bermahkotakan embun suci
Diiringi nyanyian burung-burung kecil yang berpadu dengan vokal sang jago jantan
Semakin membakar tubuhku hingga membara
Api semangat yang membuatku yakin
Akan rumput-rumput kecil yang pernah terinjak
Dan tak pernah tumbang walau dihantam topan
Sedang sucinya embun pagi tetap menjadi mahkotanya
Fakta sang rumput mengingatkan aku pada Ayah dan Bundaku
Yang pernah disiksa oleh sekelompok makhluk berperikemanusiaan yang tak adil dan biadab
Namun, kuatnya jiwa Ayah dan Bundaku
Melawan arus penindasan yang begitu kuat
Hingga embun kebahagiaan dipercikkan pada diri kita
Putra, putri Ayah dan Bunda
Dan kini tegakah kita memecah embun kebahagiaan yang telah dipercikkan pada kita ?
Hanya Aku, Kau dan kita semua yang akan menjawab
Bukan mereka.


                                                                                                                                    Jepara, 19 Mei 2008
                                                                                                                                    M.A.Ridlo
mtsnbawu.com 
Read More..

Keponakanku Imoet

Keponakanku Imoet
Aku & Keponakanku yang Imoet